Tim Gabungan Independen Pencari Fakta Melengkapi Kerja Penyidik Kanjuruhan Disaster 2

- Advertisement -

Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) turut melakukan investigasi kasus Kanjuruhan Disaster 2. Mereka berupaya melengkapi hasil kerja tim investigasi yang dibentuk Polri.

Tragedi ini terjadi usai laga Arema vs Persebaya Surabaya di Liga 1 2022-2023 Pekan 11, Sabtu (1/10/2022) lalu. Setidaknya ada 130 korban jiwa dan ratusan luka-luka dan masih ada yang dirawat di rumah sakit.

Akmal Marhali, salah seorang anggota TGIPF mengungkapkan, sejak Jumat (7/10/2022) sudah bekerja dengan mendatangi langsung Stadion Kanjuruhan. Pekan ini pihaknya fokus pengumpulan data terkait tragedi ini sebelum pekan depan menyusun laporan dan melaporkannya kepada Presiden Joko Widodo.

“Kami ke sini takziah, berduka cita, menguatkan hati keluarga korban, bahwa ini musibah. Kami sudah mengantongi data-data, tapi kami bukan lembaga yang mengeksekusi, hanya memfasilitasi mencari fakta-fakta kasus ini,” kata Akmal.

“Kami sudah memberikan data tambahan kepada tim investigasi (Polri), tapi kita belum ada kesimpulan. Itu bukan data pembanding, tapi saling menyempurnakan, bukan untuk berpolemik di media. Kita berusaha menyelesaikan kasus ini seadil-adilnya dan setransparan mungkin.”

Harus Ada yang Bertanggung Jawab Atas Kanjuruhan Disaster 2

Akmal berharap ada sosok yang bertanggung jawab atas terjadinya Kanjuruhan Disaster 2. Menurutnya, mereka harus dihukum sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing.

Hadirnya TGIPF ingin mendudukkan persoalan ini sesuai dengan porsinya. Harapannya, fakta-fakta yang ditemukan dapat menyeret mereka yang bersalah.

“Siapa yang bersalah harus mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan yang ada. Mulai dari hukuman berdasar football family-nya, pidana, atau perdata. Yang pasti ini terjadi di level manapun. Faktanya sudah ada enam orang yang menjadi tersangka, selebihnya proses penyidikan masih berlangsung,” imbuhnya.

Berharap Ada Perbaikan ke Depannya

Akmal Marhali juga berharap ada perbaikan dalam segala hal di dunia sepak bola tanah air ke depannya. Menurutnya, sepak bola Indonesia bisa mencontoh Liga Inggris.

“Setelah ini harus ada perbaikan, mulai dari suporter, SOP pertandiingan, bisnis sepak bolanya. Kita belajar dari tragedi Hillsborough, di mana 96 orang meninggal. Lalu Inggris mengeluarkan Resolusi Football Spectator X. Kita belajar, jadi sepakbola kita bisa lebih baik, seperti di Inggris,” sambungnya.

“Kita harus menjadikan sepak bola ini menjadi lebih baik. Jadikan musibah ini sebagai momentum untuk membuka lembaran baru sepak bola Indonesia.”

Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.

Artikel Lainnya