Menilai Pergerakan Transfer Pemain Arema Musim 2020

- Advertisement -

Pergerakan transfer pemain Arema musim 2020 sudah dimulai ketika Liga 1 2019 berakhir. Hanya saja, pergerakan itu tidak terdeteksi secara kasat mata.

Untuk musim 2020 ini, manajemen Arema mengubah pola pikirnya dalam pergerakan di bursa transfer pemain. Pada musim sebelumnya mereka mempertahankan mayoritas pemain dulu, baru menunjuk pelatih kepala. Kali ini, pelatih kepala beserta stafnya ditunjuk lebih dulu baru mencari pemain.

Maka, ditunjuklah Mario Gomez sebagai pelatih kepala Arema musim 2020. Pelatih asal Argentina itu didampingi dua asisten pelatih muka lama, Kuncoro dan Singgih Pitono. Selain itu, Arema juga menarik mantan asisten Gomez di Borneo FC, Charis Yulianto. Tugas sebagai pelatih kiper diberikan pada Felipe Americo menggantikan Yanuar Hermansyah. Untuk musim ini, jabatan pelatih fisik ada lagi, dan ditempati oleh Marcos Gonzales.

Langkah selanjutnya, manajemen Arema sesuai dengan rekomendasi tim pelatih mempertahankan 14 pemain lama. Mereka adalah Kartika Ajie, Andryas Francisco, Utam Rusdiyana, Alfin Tuasalamony, Johan Ahmat Farizi, Hendro Siswanto, Jayus Hariono, Hanif Sjahbandi, Vikrian Akbar, Ridwan Tawainella, Dendi Santoso, Muhammad Rafli, Titan Agung, dan Dedik Setiawan.

Selain itu, ada 14 pemain yang dilepas manajemen Arema karena kontraknya sudah habis. Mereka adalah Sandi Firmansyah, Hamka Hamzah, Rachmat Latief, Ricky Ohorella, Ikhfanul Alam, Agil Munawar, Nasir, Takafumi Akahoshi, Makan Konate, Ahmad Nur Hardianto, Zidane Pulanda, Riky Kayame, Rifaldi Bawuo, dan Sunarto. Dua pemain lagi dilepas dengan status pinjaman lantaran masih menyisakan kontrak satu tahun, yakni Arthur Cunha dan Sylvano Comvalius.

Pemain Anyar yang Didatangkan Arema

Untuk musim 2020 ini, manajemen Arema bisa dibilang merombak separuh lebih komposisi pemainnya musim lalu, termasuk empat pemain asingnya. Karena melepas 16 pemain, pihak klub harus mendatangkan 16 pemain anyar sebagai pengganti.

Seperti biasa, manajemen Arema berburu pemain dengan langkah senyap. Diam-diam, satu persatu nama pemain sudah bersepakat dengan mereka. Hanya saja, nama-nama itu tidak dibeberkan ke publik. Alasan utamanya, Arema menghormati klub lama pemain yang bersangkutan. Pasalnya, sebagian besar pemain-pemain itu masih terikat kontrak. Nama-nama itu diumumkan setelah kontrak dengan klub lamanya habis.

Ada sembilan nama pemain lokal yang sudah diperkenalkan sebagai penggawa Singo Edan yang baru. Mereka adalah Bagas Adi Nugroho (Bhayangkara FC), Nurdiansyah (Borneo FC), Aji Saka (Arema U-20), Ganjar Mukti (PSIS Semarang), Syaiful Indra Cahya (PSIM Yogyakarta), Taufik Hidayat (PSM Makassar), Dave Mustaine (PS Sleman), Kushedya Hari Yudo (PS Sleman), Marinando Djonak Uropmabin (Semen Padang), dan Pandi Lestaluhu (Kalteng Putra).

Sementara itu, dari empat kuota pemain asing incaran, baru satu pemain yang diresmikan Arema. Dialah Oh In-kyun asal Korea yang musim lalu bermain untuk Persipura Jayapura. Untuk tiga pemain asing lainnya masih dalam proses negosiasi. Kabar yang berhembus, Gomez menginginkan dua nama, Jonathan Bauman dan Ezechiel N’Douassel, mantan anak asuhnya di Persib Bandung pada 2018 lalu.

Mayoritas pemain anyar yang didatangkan Arema musim 2020 ini berusia muda, bahkan rata-rata usia mereka di bawah 30 tahun. Tentu saja, semua pemain itu merupakan rekomendasi dari tim pelatih. Gomez dikenal sebagai pelatih yang suka pemain muda yang berkarakter, mau bekerja keras, dan disiplin.

Skuad Arema di Liga 1 2020 dinilai bakal lebih bertenaga dengan pasukan pemain mudanya. Terlebih, pada sesi pra-musim ini, para pemain akan digenjot latihan fisik demi mencari modal untuk kompetisi jangka panjang mendatang. Kehadiran pelatih fisik Marcos Gonzales bakal dimaksimalkan. Manajemen Arema tak mau kejadian musim lalu terulang, di mana timnya ‘kehabisan bensin’ di akhir musim, sehingga yang tadinya berada di peringkat lima besar harus melorot ke posisi 9 klasemen akhir Liga 1 2019.

Mengapa Banyak Pemain Incaran yang Lepas?

Ternyata tak semua pemain incaran Arema mampu didatangkan ke Malang. Rupanya ada banyak juga pemain incaran manjemen klub tersebut yang lepas dengan berbagai alasan.

Hal yang paling mendasar gagalnya merekrut pemain-pemain ini bisa jadi karena si pemain yang tak dilepas oleh klub lamanya. Kasus tersebut terjadi pada Wawan Febrianto dan Teguh Amiruddin. Keduanya diklaim sudah sepakat lewat pra-kontrak, namun kemudian batal bergabung.

Kasus pemain incaran yang lepas sebelumnya menyeret nama Nadeo Argawinata. Kabarnya, manajemen Arema sudah memberikan down payment (uang muka) untuknya. Hanya saja, kiper Timnas Indonesia U-23 itu berlabuh ke Bali United. Konon, Nadeo masih punya kontrak semusim dengan klub lamanya Borneo FC atas nama sang pemilik, Nabil Husein. Bali United pun merogoh kocek untuk mentransfer Nadeo ke Bali, dan Arema hanya bisa gigit jari.

Nama lainnya adalah Israel Wamiau, yang sejatinya sudah berada di Malang dan dijadwalkan teken kontrak. Pemain asal Papua itu kemudian izin pulang ke kampung halamannya karena alasan keperluan keluarga. Meski berjanji bakal kembali ke Malang pada 20 Januari mendatang, manajemen Arema menyerahkan keputusan pada tim pelatih, masih menginginkan si pemain atau tidak.

Selain nama-nama di atas, diprediksi masih ada nama-nama top berlabel timnas yang gagal merapat. Kabarnya, ketika Timnas Indonesia U-23 sedang bermain di Filipina untuk ajang SEA Games 2019 lalu, ada perwakilan manajemen yang berangkat ke sana. Tentu saja mereka berburu kesepakatan dengan pemain timnas yang diincar. Nama-nama seperti Evan Dimas, Andi Setyo, Osvaldo Haay, termasuk Nadeo Argawinata.

Sebelumnya, ada juga mantan anak asuh Mario Gomez di Persib Bandung dan Borneo FC yang ingin ikut ke Arema. Dua pemain itu adalah Ardi Idrus dan Muhammas Sihran yang disebut-sebut ingin sekali bereuni dengan Gomez di Arema. Sayang, keduanya masih menyisakan kontrak di masing-masing klub sehingga batal datang ke Malang.

Ada pula barisan para mantan Arema yang konon juga ingin bereuni namun batal mewujudkannya. Sebut saja Adam Alis dan Esteban Vizcarra, yang konon juga sudah ada komunikasi dengan pihak manajemen Arema. Namun, keduanya akhirnya berlabuh ke klub lain, entah apa alasannya.

Arema juga gagal mendatangkan stopper asing asal Uruguay bernama Santiago Carerra. Sebelumnya, proses kepindahannya sudah 80 persen. Offer letter sudah ditandatanganinya, tinggal teken draft kontrak, lalu terbang ke Malang dan menjalani tes medis, Carerra sudah remi menjadi pemain Arema. Sayang, manajemen klub ternyata memilih mundur karena tidak yakin Carerra lolos verifikasi pemain asing anyar. Awalnya, karena bermain di klub Liga Italia Serie C, Bedceglie, pemain 26 tahun itu dinilai bisa lolos verifikasi. Ternyata, jika dilihat dari menit bermainnya di klub terakhirnya itu, Carerra jelas-jelas tidak lolos.

Jika dinilai, sebenarnya sudah ada upaya serius yang dilakukan manajemen Arema untuk mendatangkan pemain-pemain berkualitas, baik lokal maupun asing. Hanya saja, banyak faktor yang akhirnya membuat upaya transfer pemain Arema itu menjadi sia-sia lantaran pemain yang diincar gagal didatangkan di musim 2020 ini.

Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.

Artikel Lainnya